Siapa Abah Guru Sekumpul? Ini Profil KH Muhammad Zaini Abdul Ghani,Ulama Populer Kalimantan

Diposting pada
banner 336x280

Berikut profil KH Muhammad Zaini Abdul Ghani yang sering dicap dengan sebutan Abah Guru Sekumpul.

banner 468x60

Abah Guru Sekumpul adalah ulama terkemuka di Kalimantan.

Pada Minggu (5/1/2024), diadakan Haul Guru Sekumpul di Musala Ar-Raudhah, Sekumpul, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pada kesempatan itu, jemaah dari berbagai daerah hadir dalam Peringatan Haul yang ke-20 bagi Guru Sekumpul di Kota Martapura, Kabupaten Banjar.

Termasuk tokoh Husein Ja’far Al Hadar atau lebih dekatnya dikenal sebagai Habib Ja’far. Ia juga hadir tengah-tengah gelombang jemaah.

Melalui akun Instagram pribadiya, Habib Ja’far menceritakan pengalamannya mengikuti momentum Haul Abah Guru Sekumpul.

Ia siap untuk berjalan kaki sejauh 4 kilometer menuju lokasi.


Saya bersyukur telah menyelesaikan perayaan Haul Abah Guru Sekumpul di Martapura, Kalimantan Selatan. Haul terbesar di Indonesia.


Saya hanya bisa mencapai sekitar 1 kilometer dari Makam Guru Sekumpul (slide 5, yang saya periksa di Google Maps). Hal itu dengan berjalan kaki sekitar 4 kilometer.


Saya duduk di rumah warga yang sepanjang 5 kilometer dibuka untuk tamu sembari disambut dengan makanan, minuman, penjualan jajanan, dan pelayanan dengan keramahan yang sangat cantik.


Kita semua bergerak karena “Cinta”. Cinta pada Guru Sekumpul yang mengajarkan Cinta pada Nabi Muhammad melalui Majlis Maulid Nabi. Alasannya adalah Haul Guru Sekumpul menjadi “Lautan Cinta”. Orang yang datang dengan Cinta, dan yang menyambutpun juga penuh Cinta. Begitulah memang Cinta, ia punya “tarikan” yang sangat kuat ke titik utama dari manusia, yaitu hati.

Tulis @husein_hadar, seperti yang dilihat Tribunnews pada Senin (6/1/2025).

Singkatnya, siapakah Abah Guru Sekumpul?

Profil Abah Guru Sekumpul

Saya akan merujuk kepada paragraf tersebut.

Ulama populer Kalimantan ini, lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di Kampung Tunggul Irang, Martapura, Hulu Sungai Tengah.

Menurut penelusuran Tribunnews, nama ayah Abah Guru Sekumpul adalah Abdul Ghani.

Ibunya dikenal sebagai Hajjah Masliyah binti H. Mulia, dia adalah adik dari ulama besar Al-Alimul Allamah Syekh Muhammad Semman Mulia.

pengikut agama yang di warisi Beliau oleh Sang Penghulu banjar yaitu Imam Mustain Billah.

Silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’d bin Abdullah bin Muflih Muhammad Khalid bin al-A’lam Asy-Sholihah Asy-Syiddiq Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.


Masa Kecil

Sejak kecil, Abah Guru Sekumpul selalu dekat dengan ayah dan neneknya. Ayah dan neneknya selalu menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak, serta membimbingnya belajar membaca Al Quran.

Karena itu, Abah Guru Sekumpul sudah ditanamkan perasaan cinta dan hormat kepada para ulama sejak kecil.

Orang tuanya, neneknya, dan ayahnya adalah orang yang memberikan pendidikan yang baik. Selain itu, Abah Guru Sekumpul juga mendapat didikan dari pamannya, Syekh Seman Mulia.

Guru Besar Seman juga yang mengajak Penuntut Dasar Guru Sekumpul untuk mengunjungi tokoh Islam terkemuka di bidangnya baik di Kalimantan Selatan maupun di Jawa.

Contohnya, Guru Seman mengajak Abah Guru Sekumpul mempelajari keilmuan Al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani, yang dikenal dalam bidang hadis dan tafsir.

Tentang pendidikannya, Abah Guru Sekumpul mengikuti pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura pada tahun 1949, saat berusia 7 tahun.

Pada tahun 1955 di usia 13 tahun, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura.

Pada masa itu, ia telah belajar dengan guru-guru besar yang ahli dalam bidang agama.

Setelah melanjutkan pengembaraannya dalam pelajaran agama dan pendidikan lainnya, Abah Guru Sekumpul mendapatkan tugas belajar mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Abah Guru melaksanakan pengajaan di pondok pesantren tersebut, atas rekomendasi dari K.H. Abdul Qadir Hasan, K.H. Sya’rani Arif, dan K.H. Salim Ma’ruf.


Mulai Membuka Pengajian

Empat tahun berselang, Pak Guru Sekumpul berhenti dan memilih melakukan kegiatan da’wah.

Pada masa itu, ia memutuskan untuk menyelenggarakan pengajian di rumahnya di Keraton Martapura.

Pertama kali, pengajian dilakukan hanya untuk meningkatkan pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Seiring perkembangan waktu, jemaah yang menghadirkan pengajian tersebut cukup ragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Pengajian berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Di saat itu, Abah Guru Sekumpul mulai menguduhkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Pengajian menjadi lebih lengkap di dalamnya dengan dicantumkan lirik lagu atau puisi yang berisi pujian kepada Nabi Muhammad.

Sekitar tahun 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih kawasan Sungai Kacang sebagai lokasinya untuk rumah serta tempat pengajian baru.

Karena pengajian di Keraton Martapura dianggap tidak memungkinkan lagi menampung jemaah. Karena itu, Abah Guru Sekumpul memutuskan untuk berpindah ke lokasi pengajian baru.

Lokasinya disebut kompleks Ar-Raudhah, penamaannya mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah.

Meninggal Dunia Pada Tahun 2025

Pada tahun 2005, Abah Guru Sekumpul pernah dirawat di rumah sakit.

Abah Guru Sekumpul mengalami penyakit ginjal yang parah dan dibawa keluar ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura, karenanya dirawat di sana.

Setelah sepuluh hari di rawat di Singapura, Abah Guru Sekumpul memperoleh izin pulang pada 9 Agustus 2005.

Tetapi, pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia pada usia 63 tahun.

Abah Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Masjid Al Raudhah, Kalsel.


Haul Guru Sekumpul 2025

Haul Guru Sekumpul diperingati setiap tanggal 5 Rajab dan diadakan di Masjid Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Jadwal peringatan Haul ke-20 Guru Sekumpul akan berlangsung pada hari Minggu, 5 Januari 2025, pada tanggal 5 Rajab 1446 Hijriah.

Jemaah dari segala penjuru kota pun berkumpul dan datang ke lokasi Haul Guru Sekumpul.

Responden sampai dari Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, hadir dalam majelis penghormatan Haul Abah Guru Sekumpul.

Mereka berlayar menuju Haul Abah Guru Sekumpul di Kalimantan Selatan menggunakan kapal kecil yang biasanya dipakai untuk menambang pasir (kelotok).

Setelah dalam perjalanan sekitar 18 jam, rombongan dari Barito Selatan tiba di Dermaga dekat jembatan kembar Martapura pukul 07.20 WIB, Minggu (5/1/2025).

“Yes, sekitar 200 orang dari Desa Kalanis ikut tur ini. Kami menggunakan kapal layar yang cukup nyaman untuk perjalanan jarak jauh,” kata Fiktri, bagian dari rombongan, Minggu (05/01/2025), menurut TribunKalteng.com.



Tayang Streaming Suasana Haul Guru Selusur 2025 di Musala Ar-Raudhah, Hafi dan Amin Hadir?



Tapi menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, model yang bisa digunakan adalah Bioskop Layar Lebar Digital.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *